Budaya Akademik Islami
di UNISSULA
alamul huda
salah satu kegiatan BudAI UNISSULA
|
Dengan tema sentral “Bismillah,
Membangun Generasi Khaira Ummah” yang dijadikan patokan pendidikan di
UNISSULA, Budaya Akademik Islami (BudAI) pun menjadi salah satu strategi yang
ditempuh demi mewujudkan tema sentral tersebut. Budaya Akademik
Islami (BudAI) dideklarasikan pada tanggal 18 Agustus 2005. BudAI UNISSULA merupakan
jalan demi terwujudnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilandasi dengan tata nilai Islam. Hal ini dilatarbelakangi kondisi dunia
pendidikan di Indonesia yang secara praktikal semakin materialistik dan telah
mengakibatkan hancurnya akhlak bangsa.
Pada prakteknya, tujuan pendidikan
kita saat ini hanya ditekankan pada penguasaan Iptek dan skill, bahkan
pendidikan lebih diharapkan menghasilkan lulusan siap kerja, sehingga
pendidikan karakter hampir tidak terjamah. Untuk itu, di Universitas Islam
Sultan Agung (Unissula) sudah ditetapkan bahwa tugas utama pendidikan adalah
melahirkan “Generasi Khaira Ummah” yakni generasi terbaik yang Allah
potensikan mampu memimpin dunia. Untuk melahirkan generasi sebagaimana
tersebut, maka secara operasional pendidikan adalah mendidik manusia taqwa,
berilmu tinggi dan berjama’ah melalui strategi Budaya Akademik Islami (BudAI).
Strategi pendidikan di Universitas
Islam Sultan Agung (Unissula) dirumuskan dengan nama Budaya Akademik Islami
(BudAI) yang pada intinya berisi penguatan ruhiyah dan penguatan Iptek.
Adapun penguatan ruhiyah adalah penguatan akidah, ibadah dan akhlak yang
dikemas dalam gerakan pembudayaan yang meliputi gerakan shalat berjama’ah,
gerakan berbusana Islami, gerakan thaharah, gerakan keteladanan, gerakan
keramahan Islami, dan gerakan kualitas hidup. Sedangkan penguatan Iptek terdiri
atas semangat iqra’, mengembangkan Iptek atas dasar nilai-nilai Islam, Islamic Learning Society, dan apresiasi Iptek.
Pendidikan adalah pembudayaan dan pembiasaan
dengan tata nilai yang diyakini kebenarannya. Pendidikan di kampus Islam adalah
penerapan nilai-nilai Islam dalam keseluruhan kehidupan kampus dan dilaksanakan
oleh seluruh warga kampus. Lingkungan dan sarana-prasarana kampus harus
menunjang tujuan pendidikan di kampus. Suasana kampus juga harus menunjang
tradisi keilmuan Islam, membangun Islamic Learning Society.
Ke depan, pendidikan Islam harus
mampu meraih kembali kejayaan yang telah diraih oleh pendidikan Islam
terdahulu. Untuk mewujudkannya, perlu dibangun sebuah masyarakat pendidikan
dengan atmosfir ibadah dan atmosfir akademik yang kondusif, yaitu dengan
membangun Islamic
Learning Society.
Adapun Islamic
Learning Society adalah
masyarakat kampus yang senantiasa menunjang tinggi nilai-nilai Islam, dan
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup segenap civitas akademika, menjadi
sumber inspirasi, motivasi, sekaligus menjadi filter dalam kegiatan ilmiah dan
budaya. Kegiatan belajar mewarnai suasana kampus. Interaksi antara dosen dan
mahasiswa, antara dosen dan dosen, antara mahasiswa dan mahasiswa, senantiasa
mencerminkan interaksi pembelajaran. Pada akhirnya, Islamic Learning Society merupakan hasil dari mantapnya
pelaksanaan Budaya Akademik Islami.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar